Saya ingat ada seorang yang pernah bertanya pada saya, "kamu anak punk, ya?" Sampai sekarang saya masih suka tertawa-tawa sendiri mengingat pertanyaan itu. Kok bisa-bisanya ada orang yang menyimpulkan bahwa saya anak punk hanya karena saya suka dengerin sex pistols, the misfits, the ramones dan teman-temannya itu. Lalu ada juga yang bertanya "kamu anak emo ya?" karena saya suka dengan lengkingan suara Chris Carrabba, ber-sing along dengan Thrice menyanyikan Trust-nya. Mungkin memang manusia itu suka mengambil kesimpulan sendiri, seperti yang di bilang sama temen saya ini.
Sebenernya saya ini adalah perempuan dengan segala genre. Sekarang saja saya sedang mengangguk-anggukkan kepala mengikuti hentakan N Sync - Bye Bye Bye, berharap bisa berjoget ngiter-ngiter seperti Justine Timberlake. Lebih tepat lagi saya adalah perempuan dengan mood genre. Mendengarkan lagu sesuai dengan mood yang saya miliki saat itu. Kalau saya sedang senang, saya bisa mendengarkan lagu-lagu RnB atau HipHop. Senang menggeol-geolkan pinggul seperti seorang ronggeng modern diiringi suara JayZ ataupun Deliquent Habits. Kalau sedang merasa tenang, saya suka mendengarkan Bic Runga, Gabrielle ataupun Chicago. Sambil membaca saya suka ditemani oleh Lemar, Sade dan Incognito. Atau ketika saya sedang ceria, maka saya akan segera memasukkan Smoma, Stephane Pompougnac dan modjo ke dalam list winamp player saya. Sekarang? Sekarang saya sedang menunggu datangnya hujan, agar saya bisa mencium bau tanah basah sambil mendengarkan Eddie Brickell, Tamia dan Lauren Wood dengan Fallen-nya.
Hector pernah bertanya pada saya, "kalau U2 memutuskan untuk konser di Jakarta, apa kamu akan nonton?" Saya dengan semangat 8599093874 *kenapa 8599093874? karena 8599093874 adalah angka yang banyak sekali. :D* bilang bahwa apapun caranya, saya harus nonton. Karena saya adalah seorang pecinta U2 sejati. Lalu dia bertanya lagi, "kalau The Cure?" Saya akan nonton, tapi nggak akan sengotot U2. Ya, saya cinta Robert Smith, tapi tidak sebesar cinta saya pada Om Bono. Lalu satu pertanyaan terakhir dari Hector, "Morrissey?" dan saya hanya bisa menjawab, "FUCK!" Lalu kami tertawa bersama. Dia tau bahwa saya selalu berharap menjadi seorang gay, hanya agar Morrissey, sang vokalis The Smith bisa sedikit tertarik pada saya *Yeah, sure. Karena orientasi seksuallah yang membuat dia tidak tertarik pada saya. Dan bukannya karena dia seorang bintang, dan saya hanyalah, well, perempuan tolol pengisi blogger. Hahahaha*
Saya percaya, selalu ada lagu yang cocok untuk setiap suasana. Lagu yang pas untuk setiap moment. Lagu-lagu yang mewakili perasaan kita. Lagu-lagu yang mengungkapkan apa yang di pikiran kita. Kalau mulut kita tidak lagi mampu mengucapkan apa yang ada di otak kita, maka serahkan semua itu pada lagu. Lagu yang tepat dengan lirik yang tepat bisa dengan tepat pula mengekspresikan apapun itu yang ingin kita ekspresikan.
Berbicara soal lirik, salah seorang dewa lirik Indonesia, menurut saya, adalah Eros Sheila on 7. Dengan kemampuannya memilih kata-kata yang tidak lazim digunakan sebagai lirik lagu Indonesia, tapi justru lagu-lagu itu jadi unik dengan ciri kas SO7nya. Contoh?
Celakanya hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu...
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku..
Contoh yang lainnya ada dalam Kaylila Song.
Dengan senyummu senjata membeku,
Tentara bernyanyi ikuti tingkahmu
Tak ada lagi naluri menguasai
Perlahan berganti naluri berbagi
Dan seterusnya dan seterusnya. Ada berapa banyak lagu Indonesia yang menggunakan kata "Celaka", "Tentara" "Senjata"? Bukan itu saja, bahkan tema lagu-lagu SO7pun sangat beragam. Selain soal cinta, teman, sosial (coba dengar "Generasi Patah Hati"). Soal rasa cinta yang hilang, dan digantikan rasa cinta pada orang lain (Jangan Beri Tahu Niah).
Tolong jangan beri tahu Niah
Bahwa kini tiada lagi cinta
Yang kurasa pada sentuhannya
Pada tiap belaiannya
Tolong jangan beri tahu Niah
Bahwa kini hatiku terbawa
Pada seseorang di sana
Pada satu cinta di sana
Bagaimana lagi yang harus kukatakan
Bila ku tak mampu lagi berbohong untuk mencintainya
Lalu apa lagi yang harus kukatakan
Saat dia berjanji akan mencintai aku untuk selama-lamanya.
Takkan sampai hati bila kupergi
Meninggalkan Niah, melukai Niah
Apapun yang akan terjadi nanti
Aku akan slalu ada di sampingnya
Aku akan slalu merawat Niah di sini
Semakin hari terbangun aku memikirkanmu...
Bahkan Eros pun membuat lagu tentang para stalker. Stalker yang selalu diidentikkan dengan orang obsesif dan sakit jiwa, dan membuatnya jadi terdengar indah. Coba dengarkan lagu Pemuja Rahasia.
Akulah orang yang selalu menaruh bunga dan menuliskan cinta di atas meja kerjamu
Akulah orang yang kan slalu mengawasimu
Menikmati indahmu dari sisi gelapku
Dan biarkan aku jadi pemujamu jangan pernah hiraukan perasaan hatiku
Tenanglah tenang pujaan hatiku sayang
Aku takkan sampai hati bila menyentuhmu
Mungkin kau takkan pernah tahu
Betapa mudahnya kau untuk dikagumi
Mungkin kau takkan pernah sadar
Betapa mudahnya kau untuk dicintai
Ataupun lagu yang menceritakan tentang orang yang terlalu PD, atau justru terlalu menyedihkan. Mengharapkan hal yang sudah tak bisa diharapkan lagi. Pemimpi. Mungkin itu kata yang tepat. :)
Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus begini?
Masih adakah celah di hatimu
Yang masih bisa aku tuk singgahi
Cobalah aku kapan engkau mau
Tahukah lagu yang kau suka
Tahukah bintang yang kau sapa
Tahukah rumah yang kau tuju
Itu aku....
Coba keluar di malam badai
Nyanyikan lagu yang kau suka
Maka kesejukan yang kau rasa
Coba keluar di terik siang
Lihatlah bintang yang kau sapa
Maka kehangatan yang kau rasa
Tahukah lagu yang kau suka
Tahukah bintang yang kau sapa
Tahukah rumah yang kau tuju
Itu aku....
Percayalah, itu aku....
Percayalah, itu aku....
Atau, lagu "Tanyaku". :)
Ya, ternyata saya juga penggemar boyband. Buktinya saya suka sekali lagu-lagu Boyz II Men. Mereka termasuk dalam jenis boysband kan? Empat orang vokal tanpa seorangpun memainkan alat musik. Yah, sekarang tinggal tiga orang karena salah satu dari mereka terkena osteoporosis. Yah, setidaknya kita bisa menamai mereka boysband dengan kemampuan vokal yang luar biasa. :D Kalau saja waktu mereka ke Indonesia saya sudah tinggal di Jakarta, pasti saya akan nonton konser mereka. Mungkin sendiri karena hampir bisa dipastikan Seorang Hector, Sang Jack The Ripper tidak akan mau menemani saya nonton band menye-menye. :)) Tapi memang kenapa tidak boleh menonton Boyz II Men? Saya, si Jason Voorhess saja mau kok nonton Boyz II Men. Yah, karena itu tadi. Saya adalah perempuan dengan genre paling acak. :D
Berbicara tentang Boyz II men, ada lagu mereka yang berbicara mewakili apa yang ada di otak saya dan tidak bisa saya keluarkan. Atau bisa saya keluarkan, tapi efeknya berbeda. Yah karena lirik lagu dengan omelan-omelan nggak penting dari mulut seorang perempuan nyinyir memang memberi efek yang berbeda. Lagu yang cocok untuk "lingkaran setan". Orang2 tolol yang berada dalam keadaan dan situasi yang sama. Menghadapi hal yang sama. KETOLOLAN!
Pass You By.
Don't have to stay with someone
That makes you cry
You'll end up killing all the love you have inside
Can't hope to see the sun
If you don't open your eyes
Girl don't let real love pass you by
I know you nervous this
But take it from me
Cause you deserve so much more than you receive
Listen to your heart and let it show
Don't hold on to your pain
Just let it go, let it go
Don't have to stay with someone
That makes you cry
You'll end up killing all the love you have inside
Can't hope to see the sun
If you don't open your eyes
Girl don't let real love pass you by
You can find a love you need
If you set your heart free
Don't...
Don't have to stay with someone
That makes you cry
Don't be discouraged baby
Don't let real love pass you by
Don't have to stay with someone
That makes you cry
You'll end up killing all the love you have inside
Can't hope to see the sun
If you don't open your eyes
Girl don't let real love pass you by
Selalu ada paling tidak satu lagu yang tepat untuk segala suasana. Jadi bagaimana suasana hatimu sekarang? Lagu apa yang paling cocok untukmu sekarang? :D
No comments:
Post a Comment