Monday, February 28, 2005

Anjing! Rasa sakit itu datang lagi! Sudah sebulan belakangan ini aku mulai merasa ngga enak dengan tubuhku. Ngga napsu makan. Not even gado2 Pak Tomo yang biasanya bisa 2 piring aku habiskan. Kram perut yang semakin sering, pegel2 di daerah pinggangku. Arrghhh... Kalau bisa, pengen rasanya kucopot saja pinggang ini.

Setiap hari dimulai dengan : Migrain, mual2, muntah2, pusing2.

Dan selalu di akhiri dengan : Migrain, lemes, mual2, pusing2.

Dan di antaranya : Mencium bau nasi di masak, muntah! Mencium bawang di goreng, muntah! Mencium ayam di kukus, muntah! Mencium bau parfum yang paling harumpun, muntah!!!

Perutku bahkan tidak sempat terisi taik!

Aku melihat kursi makan warna emas itu, dan ingin rasanya aku mengangkatnya dan memukulkannya ke tembok keras2. Biar patah semua kakinya.
Aku melihat jambangan hitam berisi bunga Lily merah muda itu, dan ingin rasanya aku membantingnya ke tanah. Biar pecah! Hancur berantakan.
Aku melihat lukisan burung merak yang indah itu, dan ingin rasanya aku merobek2nya dengan pisau lipat yang selalu ada di sebelah tempat tidurku.

Aku ingin menghancurkan semuanya! Aku benci semuanya!

Ah, segelas teh panas mungkin bisa membuat semuanya jadi lebih enak. Ya! Segelas teh hangat, koran pagi dan duduk di beranda depan dengan udara yang masih sejuk.

Di teras depan : Membuka halaman pertama koran pagi. BBM NAIK?!?!? Sapa yang harus aku bunuh karena ini?
Masih di teras depan : Menyeruput teh panas yang mulai menghangat. Lalu berlari2 ke kamar mandi.
Di kamar mandi : Muntah2!
Kembali ke teras depan : Males minum teh, males baca koran. Semuanya sama aja. Melihat pejalan2 kaki yang melewati rumahku yang ada di gang kecil dan becek. Dan kadang2 banjir. Lelaki tua dengan seragam abu2, naik sepeda kumbang, membawa tas berwarna hitam dengan potongan rambut yang rapih dan klimis. Terlalu banyak memakai minyak rambut. Mungkin seorang guru yang mengajar di sekolah dasar di ujung gang ini. Aku jadi ingat guru Bhs Indonesia di SDku dulu, yang suka sekali membuat aku berlari2 keliling lapangan volly hanya karena ngga ngerjain PR. Lagian apa sih gunanya PR2 itu? Ingin rasanya kutarik rambutnya yang super rapi itu dan kujatuhkan dia dari sepedanya yang udah di lap sampai mengkilap itu.

"Jamu... jamu... bu jamune bu... Enten jamu beras kencur, enten jamu kunir asem kagem sing gelem awake singset, nopo jamu rapet wangi? Supoyo garwone nambah sayang." Yu Minah biasa dengan senyumnya yang ramah dan lenggak lenggoknya yang genit, yang biasanya bisa membuat aku tersenyumpun kali ini rasanya lain. Ingin rasanya aku membuat satu per satu botol2 jamunya itu, dan kutuang isinya ke atas kepalanya. "Dasar tukang jamu genit!" makiku dalam hati. "Sok sok ramah, padahal kerjaannya hanya ngangkang di bawah tubuh pak Jarwo yang tinggal 3 rumah dari sini", masih di dalam hati.

Ya! Aku memang benci semua orang. Aku benci semua yang ada di muka bumi ini. Aku benci!

Satu bulan ini membuat semua yang ada di diriku terasa tidak enak. Badanku tidak enak, hatiku tidak enak. Semuanya berhubungan. Kalau aku mulai merasakan migrain, segera saja aku langsung ingin menghancurkan semua benda yang ada di sekelilingku. Dan kalau aku merasa mual, segera saja aku ingin membunuh semua orang yang lewat di depan hidungku.

Aku nonton Tv semalam. Seorang ibu muda dengan wajah putus asa berkata dalam acara 'Hidup Sehat Bersama Hembing', "Saya tidak napsu makan, mual2, muntah2. Lalu saya sering terserang migrain, lemes dan pusing2. Cepet capek. Dan menstruasi saya terlambat. Saya pikir saya hamil, tapi ternyata... saya menderita kanker pada rahim saya *menangis tersedu2*". PERSETAN! Bener2 acara ngga mutu!

Dan semalam saya ingat, selama 3 bulan inipun menstruasiku tidak kunjung datang. Dan persetan dengan semua orang yang berusaha memberiku semangat dengan berkata "ah, paling cuman maag", atau "Kamu sedang stress aja kali", atau "Yah, kamu emang agak sedikit gemukan sih, mungkin pola makan aja yang lagi ga bener". Yang jelas ini menakutkan! Sangat menakutkan! Kurapatkan bed cover garis2 hitam putihku. Tapi aku ngga kedinginan. Jadi kenapa aku gemetar?

Pagi ini. Aku ke kamar mandi. Menghindari tatapan pembantuku yang menyelidik. Atau menghakimi? Aku mengambil test pack yang kemarin aku beli, di tengah derasnya hujan aku berlari ke apotik di depan gang, dan di bawah pandangan mencela si kasir, aku membayar test pack keparat itu. Dan sekarang, kubuka bungkus test pack itu, setengah merobek. Kukeluarkan benda panjang berwarna putih itu, dan aku duduk di kloset biruku. Pelan2, ku teteskan beberapa tetes air seniku.

Aku menunggu... dan menunggu... Kucengkeram celana baby doll unguku. Melihat ke langit2 kamar mandi. Menggigit bibir. Memandang ke mana saja selain ke benda panjang berwarna putih itu. Takut, berdebar, bingung. Memikirkan apa saja selain hasil dari test pack itu. Menunggu... dan menunggu...

Genap 3 menit! Dengan ragu2 kuangkat benda putih itu sampai setara dengan mataku. Dan hampir menangis melihat hasilnya...

Thursday, February 24, 2005

Ruangan ini terlihat lain. Tidak seperti biasanya. Ternyata seperti inilah kalau semua lampu di matikan. Semua sumber cahaya, sekecil apapun di tutup. Bukan. Bukannya aku ngga pernah mematikan lampu sebelum ini. Toh setiap malam aku harus tidur dalam keadaan gelap. Tapi tidak dengan keadaan seperti ini. Tidak dengan keadaan sesunyi ini. Tidak dalam keadaan sedingin ini.

Duduk di sudut kesukaanku ini tidak lagi memberikan rasa nyaman. Tidak lagi memberikan rasa aman seperti yang biasanya aku rasakan. Aku melongok ke jendela, berharap menemukan pemandangan-pemandangan yang biasanya bisa memberi aku kedamaian. Bisa memberi aku tawa2 kecil. Dan aku bisa melihat ibu tua yang tinggal di lantai atas yang bahkan sampai sekarangpun aku ngga tau namanya sedang membuang sampah seperti biasa seperti yang selalu dia lakukan di jam2 seperti ini. Aku melempar pandanganku ke arah jam duduk di atas meja di sebelah sofa hijau toscaku. Ah terlalu gelap. Tak terlihat. Tapi bisa dipastikan sekarang sudah lewat dari jam 7 malam. Karena jam segitulah biasanya ibu2 tua itu membuang sampah. Setelah makan malam. Kembali aku mengarahkan pandanganku ke jalanan yang tepat di bawah jendelaku. Sebentar lagi pasti mbak2 yang tinggal di seberang jalan akan segera melewati jalan pulang dari tempat kerjanya. Dan anak kecil yang di sebelah pasti akan keluar bersama 2 anjing pomnya.

Ahh... benar saja. Aku mulai bisa melihat 2 anjing yang berbulu lebat dan berkaki pendek itu. Anjing2 kecil yang biasanya bisa membuat aku tersenyum kecil, bahkan sampa tertawa terbahak2 itupun bahkan sekarang tidak bisa membuat ujung bibirku naik sedikitpun. Ah... malam ini begitu dingin, begitu sunyi, begitu menakutkan. Tapi mungkin setelah semuanya selesai, aku akan mendapatkan kelegaan.

Kembali aku melemparkan pandanganku ke ruangan yang dingin ini. Sofa hijau tosca ku terlihat lebih hijau, lebih gelap, bahkan mungkin cenderung ke hitam. Aku menyapukan pandanganku ke ujung sebelah kiri dimana di situ berdiri kitchen set kuningku yang kecil. Yang selama ini selalu setia menemani pagi2ku dengan telur ceplok, Roti bakar, bahkan walau hanya semangkuk mie instan pedas dengan potongan2 cabe rawit merah. Mungkin aku akan merindukan sudut dimana aku selalu belepotan tepung mencoba membuat kue yang selama ini ngga pernah berhasil aku buat. Ya! Kecuali malam itu. Malam ketika aku mengundang kamu untuk makan malam. Di sini. Dan akupun melemparkan pandanganku ke arah sofa hijau yang selama ini selalu menyambutku dengan bantalan2nya yang empuk dan nyaman. Yang selalu menemaniku di malam2 ketika aku yang kelelahan tertidur sambil menonton tv. Juga menemaniku mencoret2 agendaku, meneriksa semua janji2 pertemuan. Termasuk pertemuan pertemuan denganmu. Setiap kali keesokan harinya ada janji bertemu kamu ntah untuk wawancara, atau sekedar makan siang, aku selalu menatap agendaku berlama2, membayangkan apa yang akan aku bicarakan denganmu. Bahkan aku akan mulai merencanakan baju apa yang akan aku pakai besok. Dan pandanganku tertumbuk pada drawer kecil di sudut lain kamarku yang bersebelahan dengan kasur kecilku yang biasanya selalu memberiku rasa nyaman. Terlebih lagi untuk beberapa bulan belakangan ini, setiap aku membaringkan tubuh lelahku di sana, aku akan merasa sangat nyaman. Mungkin karena di spot itulah aku selalu membayangkan wajahmu. Tatapan dinginmu yang misterius, poni kecilmu yang sedikit terjuntai dan kadang mengganggu pandanganmu. Tempat dimana aku selalu merengkuhmu di dalam mimpi. Mimpi2 yang bisa membuat aku tersenyum ketika bangun di pagi hari ataupun mimpi2 yang bisa membuat aku berkeringat. See? Bahkan mimpipun semakin indah karena ada kamu di dalamnya. Mimpi yang selalu jadi inspirasi buat aku untuk menulis, menulis dan menulis lagi. Terlihatlah seperangkat komputer di atas meja di sebelah kasurku. Tempat dimana semua mimpi menjadi kata2. Komputerku yang selama ini membantuku menjalani hidup. Bahkan membantuku untuk selalu dan terus bertemu denganmu. Kalau komputerku bisa berteriak, mungkin dia akan berteriak protes karena tenaganya selalu kukuras untuk menulis artikel2ku, script2ku, atau bahkan hanya pemikiran2 pribadiku. Yah kalau memang komputer bisa berteriak, mungkin itu akan lebih baik. Setidaknya suaranya bisa mengisi kesunyian yang semakin lama semakin menakutkan ini.

Dan kembali aku melihat diriku sendiri. Duduk di sudut kesukaanku. Berpakaian seperti putri raja. Putri rajakah? Atau pelacur murahan? Aku mengeluskan tanganku ke pahaku yang berbalut rok satin berwarna hitam. Dan tanganku mulai merayap naik, merasakan halusnya bahan dari gaun malamku yang khusus kubeli untuk malam ini. Mungkin warna hitamlah yang paling cocok untuk situasi seperti ini. Atau seharusnya aku memakai warna merah? Karena mungkin setelah malam ini aku akan merasakan kelegaan yang luar biasa. Tapi mengapa aku masih merasa takut?

Jam berapa sekarang? Semakin malam. Semua rasa sesak, semua rasa takut, semua rasa ngeri, semua perih itu makin menggunung. Tapi toh ini harus diselesaikan juga. Jadi apalagi yang aku tunggu?

Kembali mataku menyapu seluruh ruangan apartement studio yang sudah aku tinggali selama 2 tahun ini. "Mata, mata, lihatlah... lihatlah untuk yang terakhir kalinya..."

Telinga, telinga, dengarlah untuk terakhir kalinya...,

Tangan, tangan, rabalah untuk terakhir kalinya....

Otak, otak, ingatlah untuk terakhir kalinya...

Hati, hati, rasakan untuk terakhir kalinya. Nikmati perih itu. Untuk terakhir kalinya

Aku memejamkan mata. Merasakan semua rasa sakit, putus asa, takut, bergairah, cinta...

Mulut, mulut, berbicaralah untuk terakhir kalinya...
"Cuma kamu... Cuma kamu yang bisa..."

Dan entah kekuatan darimana membuatku mampu mengangkat tanganku yang dari tadi hanya kugunakan untuk mengelus2 benda di tanganku. Menggenggamnya erat. Terlalu erat sampai getarannya tak tertahankan. Dan kutorehkan sisi tajamnya di pergelangan tanganku. Tepat di tempat terletaknya urat nadiku. Dan aku bisa merasakan cairan hangat itu keluar.

Memejamkan mata membuat aku dapat merasakan semuanya dengan lebih lagi. Semua yang ada di tubuhku, semua yang ada di hati. Rasa sakit itu semakin menyeruak, semakin perih, membuat tubuhku menggigil. Dingin, sangat dingin. Aku merasa seperti melayang layang. Selintas seluruh hidupku berkelebat di depan mataku yang masih tertutub, sampai kemudian mulai memudar. Gelap. Aku membuka mataku, dan hanya gelap yang kulihat. Semakin gelap, semakin gelap dan kabur. Takut. Tolong... nyalakan lampunya! Ingin aku berteriak, tapi hanya erangan tertahan yang keluar dari mulutku. Tapi pandangankupun malah semakin gelap. Dan aku mulai kehilangan diriku, kehilangan kesadaranku.

Gelap... dingin... takut... gelap... gelap...

Dan tenggelam...


I bleed,
And I breathe,
I breathe,
I breathe-
I breathe no more.

Tuesday, February 22, 2005

Okay, mungkin ini bakalan rada aneh. Tapi kali aja ada yang setuju ama tulisan saya.

Kayanya beberapa minggu belakangan ini infotaiment lagi di ramaikan oleh berita hamilnya seorang perempuan bernama Lia yang ngakunya di hamili oleh Ariel Peterpan *Peterpan? Again?*. Yah terlepas dari apakah itu cuman sekedar "built up gossip" *Ok, ini istilah karangan saya sendiri. Nevermind it* untuk mendongkrak kepopuleran Ariel sebagai frontman nya Peterpan, atau malahan inilah hal2 yang dilakukan oleh Lia sendiri untuk menaikkan pamornya di kalangan para groupies di Indonesia yang by the way mungkin akan terdengar keren kali buat dia kalo ada yang bilang "Lia... Lia-yang-pernah-dibuntingin-ama-Ariel-Peterpan itu lho*, yang jelas, KALO KALIAN UDAH MEMUTUSKAN UNTUK BERHUBUNGAN SEX, SEBENERNYA UDAH PADA TAU RESIKONYA BELOM SIH??!!!?!?

Seenggaknya itulah yang ada di otak saya setiap kali saya nonton infotaiment2 itu.

Mungkin bukan cuman buat Ariel dan Mbak Lianya yang udah jadi calon bapak2 dan ibu2 muda yah. Tapi buat semua orang penganut aliran sex bebas di jaman sekarang ini.

Bukannya saya sok tua ataupun sok tau, tapi saya rasa semua orang *baik penganut sex bebas ataupun bukan* pasti tau kalo ngelakuin sex di luar nikah itu pasti ada resikonya. Mulai dari kena penyakit menular dari yang cuman kencing2 nanah, Lion King, sampe Aids, bahkan sampe yang paling sering terjadi adalah TekDung alias hamil. Nah kalo udah tau semua resikonya kaya gitu, kenapa juga ngga di tanggulangi sejak awal. Yang paling simple aja deh, make kondom! Kondom tuh kan harganya engga mahal yah. Paling cuman beberapa ribu, udah dapet 3 biji *1 kotak kecil biasanya isinya 3 biji*, yang berarti bisa di pake buat have sex 3 kali. Yah buat sekali pertemuan short time sih kayanya 3 kali aja udah cukup dong yah. Kecuali kalo kamu emang se-hyper itu. Jadi kenapa ngga make kondom sih sodara2? Alesan yang paling klise tentang perkondoman ini adalah "make kondom ngga enak". Ok make kondom emang ngga enak! Tapi seenggaknya coba kamu pikir, lebih ngga enak mana? ML make kondom, atau mesti kenal Lion King dan "Burung" kamu jadi pilek mulu dan terus jadi berwarna biru? Atau yang lebih parah lagi, lebih ngga enak mana, ML make kondom, atau harus ribet2 repot2 nyari dukun atau dokter mana yang bisa mengkiret kandungan kamu yang tiba2 tekdung di luar keinginan?

Ok... Keukeuh ngga mau make kondom. Dan akhirnya pilihan kedua adalah, Keluarin di luar. Kata orang itu bisa mencegah kamu dari kehamilan yang tidak di inginkan. Hellooo... Sperma itu bukan hanya ada di akhir persetubuhan ketika si lelaki dengan lenguhannya mengeluarkan cairan berwarna putih kental yang punya bau yang khas, yang kata orang kaya bayclin. Tapi bahkan ketika cairan pelumas itu keluar dari lubang kecil mungil itupun sudah mengandung sperma. Jadi kemungkinan untuk kamu hamil itu tetep ada. Dan segabruk penyakit kelamin menular itupun bisa di tularkan lewat pertukaran cairan kelamin kamu. Jadi ngga perlu "muncrat" dulu untuk bisa jadi Tekdung dan gatel2.

Pilihan ketiga! Tidak melakukan sex sama sekali sebelum menikah! Hmm... Sepertinya ini adalah pilihan terbaik! Tapi kamu tentunya tau kan kalo sex itu addict. Kalo kamu pernah ngerasain sekali, kamu pasti bakalan terus mencari dan mencari wanting for more and more. Jadi buat yang udah merasakan kelamin lelaki ataupun perempuan, saya rasa ini bukanlah pilihan! So, just drop it! oke? Tapi mungkin buat yang sampe sekarang masih perjaka atau perawan, ini merupakan pilihan terbaik. So, stay virgin yah...

Oke.. Oke.. tidak menemukan kepuasan dari 3 pilihan yang sudah saya tawarkan di atas? Dan tetep keukeuh untuk melakukan semuanya? Here's the deal. Kamu udah tau semua resikonya kan? Dan tetep ingin melakukan semuanya. Jadi jangan complain kalo akhirnya kamu harus kepentok sama konsekwensinya. I mean... okelah kalo akhirnya kamu kena penyakit kelamin. Ngga susah. Tinggal ke dokter kulit dan kelamin, kamu bakalan dapet suntikan antibiotik dan resep2 obat yang walopun bejibun tapi akan membebaskan kamu dari rasa gatel2 dan sakit2 yang menyengsarakan. Tapi kalo kamu sampe tekdung, yah well... itu juga salah satu resiko kan? So, face it!!! Kalo kamu memilih untuk menggugurkan kandungan kamu, ya lakuin aja. Tapi kalo akhirnya gagal juga, ya terimalah. Dan resiko yang saya bilang di sini tuh include resiko dimana *buat cewe2nya yah* si cowo yang ikut berperan aktif dalam membuat kamu Tekdung itu akhirnya malah kabur dan ngga mau bertanggung jawab buat nikahin kamu. Face it! itu resikonya. I mean... Hey... Yang namanya ML, atau Have sex itu kan melibatkan 2 orang. Dan kalo saya boleh saya bilang, melibatkan 2 orang yang udah dewasa. Setidaknya tau kalo ML itu bisa Hamil. Jadi para cewe, kalo udah tau gitu, dan kamu masih mau ngelakuinnya juga, ya ngga fair dong kalo akhirnya kamu tekdung dan terus kamu malah ngejer2 cowonya buat nikahin kamu. Toh dari awal kamu ngelakuinnya atas kemauan kamu sendiri. Bukannya dipaksa. Dan kamu udah bener2 ngerti resikonya. I mean.. Helloooo.... udah sama2 gede gitu lho. Kalo akhirnya kamu bakalan jadi nenek sihir cerewet yang ngejar2 cowo kamu buat minta di nikahin, mendingan dari awal kamu nolak aja buat ML sama dia. Ya kan?

Yah kecuali kalo kamu di perkosa. Bukan kemauan kamu sendiri. Kamu berhak nuntut. Dan bahkan ada jalan hukumnya.

Jadi... Sex? Mendingan pikir2 dulu deh...
Hidup Sex!