Monday, December 13, 2004

Kamu : Ini sebuah petualangan.
Saya : Petualangan ngga pake ati.

Dan akhirnya kita berduapun mulai kebingungan.

Saya : Yakin ini bukan sebuah permainan?
Kamu : Yup! Karena sayapun ngga menduga bakal jadi kaya gini.

Terdiam. Masih saling memeluk. Saya membelai lengan kamu, dan kamu mengencangkan pelukan.

Kamu : Terjebak dengan permainanmu sendiri?
Saya : There's no game. And I'm not playing.

Kamu ambil tangan saya, dan menggenggamnya. Hangat. Nyaman. Ngga nyaman. Ngga sehat.
Kamu : I'm sorry.
Saya : For what?
Kamu : Well....
Saya : Ngga ada yang salah.

Diam



Saya : It has to stop!
Kamu : -Tertawa- Well, it's been 3 weeks, and we keep saying that. But now, here I am.

Masih saling memeluk.

Kamu : Saya selalu mencoba menghindari untuk ketemu kamu. Dan ga pernah berhasil. keep coming back to you.
Saya : Well... try harder!

Mata saya terpejam.

Saya : Saya pikir ini adalah malam terakhir kita berdua.
Kamu : Saya sering berpikir begitu.
Saya : Saya harus menolak bertemu kamu apapun alasannya.

Kamu memiringkan badan kamu. Melihat dalam2 ke mata saya. Dan kamu mencium bibir saya lembut. Badan saya bergetar. Saya ngga boleh nangis! Memalukan! Kamu ngga boleh liat saya nangis! Kamu memeluk saya lebih erat.

Kamu : Kamu lebih dari sekedar wanita-yang-saya-peluk-sebelum-tidur.
Saya : Maksudnya?
Kamu : Yeah, well... waktu itu saya kehilangan mimpi saya. Dan akhirnya saya menemukan mimpi saya lagi. And I'm cheating on her. With you.

Diam.



Saya : Tau ngga yang paling ga sehat?
Kamu : Well, saya pikir the whole thing is ga sehat.
Saya : -Tertawa- Nope... Yang paling ga sehat adalah karena kamu sangat berpengaruh pada mood swing saya. Ngga ada yang boleh mengontrol emosi saya. Kecuali saya sendiri!
Kamu : Heum... Ngga ada yang boleh mempengaruhi emosi kamu. Sementara saya membiarkan semua orang mempengaruhi emosi saya.
Saya : Karena saya adalah layar lebar dari sebuah tv emosi. Semua orang bisa liat apa yang saya rasakan. And it's fine kalo mreka liat saya marah. It's fine kalo mreka liat saya bete. It's fine kalo mreka liat saya senang. But it's NOT fine kalo mreka liat saya sedih.

Badan saya bergetar hebat. Bibir saya bergetar hebat. Saya menggigit bibir bawah. Sibuk memerintah air mata agar tidak keluar. Kamu diam. Kamu tenang. Terlalu tenang. Lalu terdengar nafas kamu mulai berat. Teratur, dan berat. Kamu tertidur.

Saya mengambil marlboro light, mencari korek, dan segera keluar dari kamar. Saya butuh sendiri. Ketika kamu tertidur, akhirnya saya mengerti+ seberapa besar arti saya buat kamu. Tidak terlalu besar. Ego saya terluka. Yup! Saya punya ego yang sama besar dengan lelaki manapun di dunia ini.
Diam.



Ini bukan petualangan. Ini bukan permainan. Ini sebuah kisah. Sebuah cerita. Cerita tentang ketololan 2 orang yang pada akhirnya saling bergantung dengan keberadaan masing2. Kecanduan akan kebersamaan. Ngga pernah merasa cukup untuk saling memeluk sebelum tidur. Yang selalu merasa ada yang kurang sebelum saling menggenggam tangan. Yang selalu menyalahkan hujan.

Mungkin ngga terlalu berat buat kamu. Tapi ini berat dan akan jadi semakin berat buat saya. So, it has to stop!Begitu matahari terbit, semuanya akan berakhir. Matahari... Matahari... Teruslah tidur di peraduanmu. Jangan terbangun. Jangan keluarkan sinarmu. Dengan begitu, mungkin pagi enggan untuk datang. Dan ini semua ga akan berakhir.

Saya benci pagi. Saya benci siang. Saya benci panas. Saya benci matahari.

Ini bukan petualangan. Ini bukan permainan. Ini sebuah kisah. Sebuah cerita. Cerita tentang ketololan 2 orang. Ngga ada yang salah. Tapi kenapa saya masih menyalahkan diri sendiri?
Mulai dingin. Bahkan asap marlboropun ngga bisa menghangatkan. Saya harus kembali ke ruangan yang sama dengan kamu. Tidur di ranjang yang sama dengan kamu. Dan kamu mulai memeluk saya lagi.

Kamu : Kamu dari mana?
Saya : Kamar mandi.
Kamu : Kok lama?
Saya : Ya....

Melepaskan pelukan kamu. Menyalakan komputer, dan mulai menulis. Menulis dan terus menulis. Sampai kepala saya terasa berat. Sampai pagi keparat itu akhirnya benar2 datang.


So, this is where it ends.


[Don't stray. Don't ever go away. I should be much to smart for this. You know it gets the better of me. Sometimes When you and I collide I fall into an ocean of you. Pull me out in time. Don't let me drown. Let me down. I say its all because of you. And here I go. Losing my control. I'm practicing your name. So I can say it to your face. It doesn't seem right To look you in the eye. And let all the things you mean to me Come tumbling out my mouth. Indeed its time. Tell you why I say its infinately true. Say you'll stay. Don't come and go Like you do. Sway my way Yeah I need to know All about you. And there's no cure. And no way to be sure Why everythings turned inside out. Instilling so much doubt. It makes me so tired. I feel so uninspired. My head is battling with my heart. My logic has been torn apart. And now It all turns sour Come sweeten every afternoon. - Bic Runga - Sway]

No comments: