Saya jadi inget kejadian waktu SMP dulu. Waktu itu saya sedang duduk2 bergosip dengan temen2 nerd saya menghabiskan jam pelajaran kosong yang seharusnya di isi oleh pelajaran matematika, kalau gurunya tidak terlalu malas mengajar karena gaji yang sangat kecil yang di terimanya. Dan tiba2 salah satu temen dekat saya bilang ke saya "Hey, kamu tau nggak kalo si Ana tu benci banget lho sama kamu?" Dan saya cuma bisa melongo bingung. "What? Why?" tanya saya masih kebingungan. Saya tidak merasa melakukan apapun yang bisa bikin dia benci sama saya. Saya merasa ga cukup dekat sama dia, sampai dia punya alasan untuk membenci saya. Ana adalah salah satu anak kembar, jock di kelas saya, cantik, bapak dokter kandungan paling berhasil di kota saya *yg memang kota kecil*, kaya, populer yang sekelas dengan saya. Gimana dia bisa benci sama saya? Saya bahkan nggak pernah ngobrol sama dia. Saya melemparkan pandangan are-you-out-of-your-mind saya ke teman saya itu. Dan dia hanya mengangkat bahu dan menjawab "ga tau kenapa. Cuman yang saya tau dia benci banget sama kamu."
Saya yang masih keheranan, "for no reason?"
"For no reason!" jawab teman saya mantab dengan anggukan kepala. "Atau mungkin for a reason we dont know" sambungnya lagi.
Akhirnya saya hanya tertawa.
i just made an enemy of someone i don't know
and they are upset about somethin' that i
must have done.
it really doesn't make much sense
well i've got no statement in my defense
i know no matter what no matter who no
matter what i do somebody hates me
and i hate somebody too.
Reel Big Fish menyadarkan saya, kalau ternyata kejadian seperti itu wajar2 saja terjadi. Bahkan sekarangpun, saya pikir saya punya banyak orang yang benci atau at least ga suka sama saya, yang ga bisa saya list nama2nya. Well... saya bukan seorang saikopat yang suka mendaftar orang2 yang benci sama saya. No matter what i do, pasti akan ada orang yang benci sama saya. For no reason, ataupun for a reason that i dont know. Bisa seseorang yang saya kenal, yang bermanis2 di depan saya, tapi berpait2 *lawan kata manis adalah pait, yes?* di belakang saya, ataupun orang2 yang tidak terlalu saya kenal. Mungkin saya memang punya aura termasuk-orang-yang-patut-dibenci yang kuat. Hahahah... i dont know....
did you misunderstand
something that i did
or was there one of my jokes that you didn't get
or do you think you've got the way i think all figured out.
what did i say
to make you feel i'm not cool now?
i knowno matter what no matter who no
matter what i do somebody hates me
and i hate somebody too.
Tapi setelah di pikir2, dan dengan tidak mengabaikan bahwa saya hanyalah manusia biasa, bisa saja seseorang itu membenci saya karena kesalahan saya sendiri. Yah well, yang mereka anggap salah belum tentu saya anggap salah kan? Tapi tetep aja, namanya juga manusia. Beda2. Bisa aja mereka membenci saya karena tersinggung pada apa yang saya ucapkan. Atau karena sikap sinis dan sarkastik saya. Atau mungkin gbt mereka yang saya rebut *ini khusus untuk wanita*.
Tapi saya pikir salah satu alasan paling utama kenapa mreka membenci saya for no reason, mungkin hanya karena mereka iri. Hey!! Im just trying to be positive here! Sekarang coba alasan paling logis kenapa orang bisa membenci seseorang for no reason? Kalau kamu baca tulisan saya sebelumnya, tulisan tentang saya benci sama cowo perfect karena out of reach, well, ga bisa di pungkiri sebenernya itu adalah envious hate kan? Jadi masuk akal aja kalo orang membenci orang lain karena iri. Jadi apapun yang saya lakukan, seberapa besarpun usaha saya for being a nice person, tetep akan ada orang yang benci sama saya. So... i better move on and ignore them.
i know its wrong
but i do it to
and i guess i should say
don't let it get to you.
Well... i dont know yah... apakah ini bener atau salah. Karena saya pikir membenci seseorang for no reason adalah sesuatu yang manusiawi. Something to do with the chemistry i guess. Saya juga sering kok baru kenalan sama orang, dan langsung benci sama dia. Atau bahkan belum kenal, baru denger namanya *dan sedikit cerita2nya dari gosip* dan sudah langsung benci. After all, kita cuman manusia. Yang suka ga berdaya dengan feeling kita sendiri. Dan yes! Feeling ga bisa di satuin ama otak. Jadi benci sama seseorang for no reason memang ga masuk akal, tapi terjadi.
Jadi buat semua orang yang benci sama saya for no reason, sepertinya kamu agak kesian deh. Soalnya saya ga peduli, dan ga akan pernah peduli. But hey!!! Sapa tau kamu beruntung... sapa tau saya juga benci sama kamu!!!!
i know no matter what no matter who
no matter what i do
somebody hates me
and i hate somebody too
somebody like you.
(Nahhh.... not you, Hector. I do love you, obviously.)
No comments:
Post a Comment