Wednesday, February 20, 2008


Cloverfield! Tidak disarankan bagi anda yang memiliki tekanan darah rendah! Anda bisa terserang rasa pusing, mual dan tiba2 merasa seperti seorang claustrophobic.

Secara cerita, sebenarnya tidak ada sesuatu yang baru dari Cloverfield. Ceritanya kurang lebih mirip dengan Monster Thriller2 hollywood lainnya. Lihat saja KingKong, Godzilla, atau Jurrasic park. Monster super besar yang mengacak2 New York dengan tanda dihancurkannya Empire State Building yang masih menjadi icon dari Big Apple ini. Yang berbeda hanyalah Cloverfield tidak menawarkan aksi heroik ala Hollywood. Tidak ada pahlawan dengan celana dalam di luar yang siap menerjang monster ini. Film ini hanya menawarkan cerita tentang 5 remaja amerika yang berusaha survive ditengah2 teror ini dengan cara2 mereka sendiri.

Scene pembuka yang unik sempat membuat para penonton ber"oohh" dan "aahh" kecewa. Pasti mereka mengira ada kerusakan glondongan film pada saat itu. Padahal itu hanyalah bagian dari opening scene yang memutar US army documentation video. Mungkin itulah sebabnya mengapa Matt Reeves, Sang Sutradara memilih untuk menggunakan tehnik dokumenter dalam memfilemkan Cloverfield. Tehnik yang sama yang pernah digunakan oleh Daniel Myrick dan Eduardo Sanchez dalam film Blair Witch Project tahun 1999 silam. Setengah jam pertama saya merasa mual karena mata saya terus dipaksa untuk berorientasi dengan pengambilan gambar yang bergoyang-goyang. Sempat saya menyesali tehnik pengambilan gambar dari film yang cara promosinya paling aneh ini. Tapi setelah lewat dari setengah jam, dan mata saya mulai terbiasa dengan goncangan2 gambar, saya malah mulai menikmati jalan ceritanya. Bahkan kalau boleh saya bilang, tehnik gambar dokumenter yang seperti diambil dengan handycam ini justru memberi efek real yang sangat dasyat. Penonton seperti diajak untuk terjun langsung ke dalam adegan per adegan. Keseruannya terasa lebih nyata! Rasanya seperti sedang mengalami sendiri teror monster raksasa ini. Seperti nonton 4D, tapi tanpa gambar keluar, kacamata 3D, dan air yang menyemprot ke kuping kamu. Acungan jempol untuk ide "Handycam"- nya.

Sedangkan untuk pembuka dari thriller-scene-nya cukup spektakuler dan dramatis. Apa yang akan kamu rasakan, saat didera kepanikan karena goncangan gempa bumi yang cukup dasyat, dan tepat setelah melihat Empire State Building meledak, dan sesaat kemudian ada sebuah benda besar melayang di atas kepala kamu dan mendarat sekitar 4 meter tepat di depan hidung kamu. Dan sangat kamu lihat ternyata itu adalah KEPALA PATUNG LIBERTY!! Lengkap dengan goresan2 dan codet2an yang entah disebabkan oleh apa. Ini adalah salah satu scene cukup membuat saya terlonjak dari tempat duduk saya yang empuk. Mengesankan!

Satu lagi yang saya acungi jempol dari film ini adalah endingnya. Saya nggak mau jadi Spoiler di sini. Jadi kalau kamu mau seperti ending dari film yang sangat dirahasiakan pembuatannya ini (bagian dari cara promosi aneh yang saya sebut diatas), kamu harus nonton sendiri. Tapi saya akan bilang satu hal. Ini adalah film Monster Thriller dengan ending paling realistis yang pernah saya tonton!

Jadi jangan tunggu sampai weekend untuk nonton film ini, karena selain lebih rame, harga tiket lebih mahal. Langsung terbang blitzmegaplex atau studio 21 terdekat. Dan jangan lupa, seperti yang selalu saya pesankan ke teman2 saya yang mau nonton film ini, BAWA ANTIMO BIAR NGGAK MABOK!!!

Selamat menonton. :)

No comments: