Monday, January 28, 2008

Untuk kamu yang berniat untuk berbuat curang pada pasangan kamu.

“Having affair is nothing like taking a pottery class. No. It would start out like that, and then something would happen. Someone finds out, or someone falls in love. And it ends disastrously. They always end disastrously.”

- Unfaithful -


Percayalah, dicurangi, dibohongi apalagi sama orang yang paling kamu sayang, itu sakit!

Ah, entahlah... belakangan saya merasa, mungkin selama ini saya sudah jadi orang yang terlalu jahat. Banyak menyakiti orang lain. Jadi sekarang saya sedang membayar semua kejahatan saya. Hal tergila yang sempat terlintas di pikiran saya, menelpon semua orang yang pernah saya sakiti, dan minta maaf pada mereka.

Sabtu malam, saya meraung di kamar, sendiri. Minta ampun pada siapapun yang berhak memberi ampunan. Kalau saya pernah jahat, tolong ampuni. Memohon agar menyudahi semua karma yang harus saya bayar ini. Berpikir keras, bertanya-tanya, apakah begitu sulitnya bagi mereka untuk memaafkan saya. Sumpah serapah mereka telah saya rasakan. Jadi tolong maafkanlah... Meraung agar rasa sakit ini berkurang. Agar kekuatan bertambah. Agar kewarasan dikembalikan. Agar kesakitan ini berenti.

Mungkin lebih baik tidak membiarkan siapapun terlalu dekat pada saya. Dengan begitu akan mencegah saya menyakiti orang lain, dan mencegah orang lain menyakiti saya.

Mari kita bangun tembok yang lebih tinggi, dan lebih tebal.

Saya merasa seperti akan ada pengulangan kejadian 7-8 bulan yang lalu. Akan selalu ada orang lain. Pendatang baru? Atau pemain lama? Terserah apa katanya. Orang yang pernah berbohong, apalagi lebih dari sekali, bagi mereka berbohong sekali lagi tidak ada salahnya. Seperti kata seseorang, seseorang yang berpotensi terbesar untuk melakukannya, "Kalo pernah ngelakuin sekali, untuk yang selanjutnya tu jadi lebih mudah. Bohong sekali, kemudian yang kedua jadi lebih mudah! Selingkuh sekali mungkin berat. Tapi kedua kali akan lebih mudah. Kalo ada Sekali, pasti akan ada Kedua. Lalu akan ada Ketiga dan Keempat. Begitu seterusnya." Mungkin memang, sebuah pernyataan akan jadi lebih akurat kalau dikeluarkan dari mulut orang yang pernah melakukannya. Ia akan terus mencari yang lebih baik, dan mendapatkannya. Ahhh... Mungkin memang karena saya tidak pernah jadi cukup baik. Tidak cukup pintar. Tidak cukup cantik. Mungkin keberadaan saya membuatnya malu. Saya memang dilahirkan seperti ini. Tidak bisa berharap lebih. Tidak bisa menjadi lebih. Lagipula, mengapa harus melepaskan saya kalau bisa menjadikan saya sebagai ban cadangan?

Ah.. sungguh brilian!

No comments: