Kenapa tidak biarkan saya menjalani kehidupan saya sendiri? Kenapa saya harus menjalani kehidupan yang tidak saya mau demi menyenangkan orang lain? Saya punya cita-cita dan keinginan sendiri. Bukannya hanya sebagai cadangan orang-terakhir-yang-bisa-melakukan-apa-yang-kita-mau-sayang.
Beberapa posting yang lalu saya mempertanyakan mengapa kata "kenapa" harus diciptakan. Sekarang saya akan menggunakan kata itu sebanyak2nya.
Kenapa saya harus jadi anak terakhir? Sehingga ketika kakak2 saya sudah menentukan jalan hidup mereka sendiri, hingga akhirnya hanya ada saya yang tertinggal untuk menjalani kehidupan yang diinginkan orang tua saya. Membetulkan semua kesalahan yang dilakukan kakak2 saya. Kenapa beban itu ada di saya? I'm only 28 years for god's sake! Saya punya hak untuk menikmati kehidupan saya sendiri!
Kenapa saya harus jadi cadangan? Selalu jadi cadangan!
"Ah, ya anak kedua kita nggak mau menjalani kehidupan sesuai yang kita mau. Masih ada anak terakhir kita, sayang. Yang akan melakukan apapun untuk menyenangkan kita. Yang akan melepaskan segala kebahagiaannya demi kita. Oh, anak pertama kita membuat kesalahan dengan hidupnya! Ah, nggak papa. Masih ada anak bungsu kita untuk membetulkan semuanya."
Kalau akhirnya saya tidak diberi hak untuk menjalani kehidupan yang saya inginkan. Kenapa juga saya dilahirkan? Ah shit! Saya ingin berteriak, tapi terlalu takut mengganggu orang2 yang ada di sekitar saya. Saya tidak tahu harus lari kemana, harus melakukan apa. God! Rasanya latihan bertahun2 dengan kuku jari di tancapkan dalam2, kemudian ditarik melintas dari sebelah kiri ke kanan leher, akan berguna. Hanya kali ini tidak menggunakan kuku jari.
Seandainya saya seberani itu...
No comments:
Post a Comment